Beranda | Artikel
Pengantar Buku: Saat Hidayah Menyapa
Jumat, 1 Februari 2013

PENGANTAR BUKU : “SAAT HIDAYAH MENYAPA”

Ini adalah kisah luar biasa ! Musibah yang sangat besar menjadi awal jalan sukses !

Setiap orang akan mendapat ujian dalam kehidupannya. Suatu ketika manusia diuji dengan harta melimpah dan kenikmatan dunia yang sangat menggiurkan. Mereka pada umumnya cenderung lupa diri dan lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebaliknya, ketika manusia diuji dengan musibah, pada umumnya hatinya mudah tergerak untuk memohon pertolongan Allah, kembali ke jalan Allah. Walau begitu tidak sedikit manusia karena sangat kuat keinginannya untuk melepaskan diri dari musibah, apalagi bila musibah itu sangat berat, tidak sabar menderita, lalu mengambil jalan pintas dengan cara meminta pertolongan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan masuklah mereka  ke dunia syirik atau melepaskan akidah Islamnya.

Musibah adalah kasih sayang Allah, agar manusia tidak terus terjerumus ke jalan yang sesat, agar ingat kepada-Nya dan kembali ke jalan-Nya, agar memperoleh kebahagiaan sejati dunia sampai ke akhirat.

Buku di tangan Anda ini  diangkat dari sebuah kisah nyata yang sangat menarik dan menyentuh hati. Seorang pemuda yang  mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Di usia muda suka berkumpul dengan teman-temannya yang memilih pergaulan bebas. Untuk itu sampai hati dia berbohong kepada ayahnya dengan sumpah palsu. Suatu ketika Allah Swt datangkan musibah berupa kecelakaan yang sangat tragis, patah lehernya sehingga menderita lumpuh total.

Sungguh tidak mudah bagi siapa pun untuk menghadapi situasi seperti ini. Adalah luar biasa seorang pemuda yang sedang senang-senangnya terlena dalam menikmati hidup bebas berhura-hura mengikuti teman-temannya yang nakal, tiba-tiba mengalami kecelakaan fatal dan langsung lumpuh total. Hidup terasa tiada berguna lagi.

Semenjak itu ia menjadi manusia yang hidupnya bergantung kepada pertolongan orang lain. Dalam suasana kesedihan dan hampir putus-asa karena kehilangan segala-galanya itu, hati dan fikiran pasti sangat kacau. Namun dengan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dengan bekal yang dibawanya dari pendidikan orang tuanya di masa kecilnya, perjuangan batin yang amat keras itu akhirnya sanggup membangun hati bersih dan berfikir jernih sehingga akhirnya berhasil menemukan kompas kehidupan baru yang lebih baik.

Walau dengan keterbatasan gerak mulailah dia menimba ilmu dengan lebih serius khususnya ilmu-ilmu agama sampai benar-benar dia menjadi seorang da’i. Kini dia telah  menjadi seorang da’i yang terhormat, dan nasehat-nasehatnya sangat diperlukan masyarakat. Bila dia berdakwah, dengan pemahaman dan penghayatan akan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sangat mendalam disertai tutur kata yang lembut, maka  siapa saja yang mendengar ajaran-ajaran Islam dan nasehat yang disampaikannya sangat mudah tersentuh hatinya,. Abdullah bin Umar bin Abdullah Bani’mah telah menjadi da’i terkenal dan pendakwah yang hebat sehingga diterima di berbagai Negara, masya Allah.

Begitulah pentingnya kasih sayang dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kemudian pentingnya pendidikan yang baik dari orang tua yang akan sangat membekas pada diri anak dan akan terus dibawa sepanjang hayatnya.

Buku perjalanan hidup Abdullah bin Umar bin Abdullah Bani’mah ini adalah buku pendidikan yang sangat baik, penuh pelajaran berharga pada setiap episodenya. Ditulis oleh Saudara Fariq Gasim Anuz seorang da’i yang berhasil mewawancarainya secara langsung dan dilengkapi berbagai sumber serta kepustakaan yang terkait. Buku ini juga sangat mengasyikkan untuk dibaca halaman demi halaman.

Bagi orang tua yang mendidik anak-anaknya buku ini penuh suri tauladan dalam mendidik kepada kebaikan. Di samping itu buku ini juga dengan jujur mengungkap hal-hal yang salah  agar tidak ditiru. Bagi anak-anak muda buku ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi kuat agar senantiasa berbuat  baik dan taat kepada kedua orang tuanya, dan dalam pergaulan pandai-pandai memilih pergaulan yang baik agar tidak terjerumus ke jalan yang sesat.

Musibah adalah kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala,  maka setiap musibah seharusnya disikapi dengan senantiasa husnudhan kepada-Nya, karena Allah Maha Baik tidak mungkin merugikan hamba-Nya. Dengan husnudhan dan bertobat dengan sesungguhnya maka insya Allah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala turunkan ampunan,  rahmat dan hidayah-Nya.

Selamat membaca !

DR dr Mohammad Rofiq Anwar SpPA
Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang periode 2001-2009

Saat Hidayah Menyapa, Daun Publishing, 2010
Fariq Gasim Anuz


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3505-pengantar-buku-saat-hidayah-menyapa.html